Jumat, 24 Juni 2011

Konsistensi

Diposting oleh Unknown di 18.20
Cita-cita. Siapa yang nggak kenal ini. Sejak awal kita dikenalkan pada prinsip ini. Gantungkan cita-citamu setinggi langit, begitu kata orang-orang tua kita jaman dulu. So, banyak diantara kita yang bercita-cita setinggi langit. Jadi presiden. Itulah cita-cita tertinggi masa saya dulu. Di posisi kedua adalah dokter. Sedangkan untuk rangking tiga biasanya tentara atau polisi. Hmm, cita-cita yang luar biasa.

Tapi, pada kenyataannya banyak diantara kita yang sering berganti cita-cita. Saya sendiri waktu kecil maunya jadi pelukis. Kemudian begitu mulai besar berubah menjadi guru dan petani. Nah, waktu lebih besar lagi mau jadi pedagang. Kan duitnya banyak, begitu yang terlintas dalam pikiran saya.

Ada sebuah petikan cerita teman saya yang ngobrol sama keponakannya. Teman saya ini namanya Ida, sedangkan keponakannya namanya Fajri. Begini petikannya,
Ida: "Dik, kalau besar mau jadi apa?"
Fajri: "Mau jadi polisi"
Ida (berpikir sebentar): "kenapa?"
Fajri: "Polisi kan duitnya banyak."
Ida: " Kalau mau duitnya banyak mah nggak usah jadi polisi. Jadi tuyul aja, kalau nggak jadi babi ngepet. Duitnya pasti lebih banyak."
Fajri: "???!!"

Sedangkan anak saya lain lagi ceritanya. Sejak pertama kali saya tanya sampai detik ini dia nggak pernah beralih cita-cita. Saya nggak tahu bagaimana dia bisa konsisten mempertahankan prinsipnya. Padahal saya sendiri juga tidak habis mengerti apa alasan yang mendasarinya untuk bercita-cita seperti itu. Mau tahu cita-citanya? jadi "HANTU JEPANG"

0 komentar on "Konsistensi"

Posting Komentar

Jumat, 24 Juni 2011

Konsistensi

Cita-cita. Siapa yang nggak kenal ini. Sejak awal kita dikenalkan pada prinsip ini. Gantungkan cita-citamu setinggi langit, begitu kata orang-orang tua kita jaman dulu. So, banyak diantara kita yang bercita-cita setinggi langit. Jadi presiden. Itulah cita-cita tertinggi masa saya dulu. Di posisi kedua adalah dokter. Sedangkan untuk rangking tiga biasanya tentara atau polisi. Hmm, cita-cita yang luar biasa.

Tapi, pada kenyataannya banyak diantara kita yang sering berganti cita-cita. Saya sendiri waktu kecil maunya jadi pelukis. Kemudian begitu mulai besar berubah menjadi guru dan petani. Nah, waktu lebih besar lagi mau jadi pedagang. Kan duitnya banyak, begitu yang terlintas dalam pikiran saya.

Ada sebuah petikan cerita teman saya yang ngobrol sama keponakannya. Teman saya ini namanya Ida, sedangkan keponakannya namanya Fajri. Begini petikannya,
Ida: "Dik, kalau besar mau jadi apa?"
Fajri: "Mau jadi polisi"
Ida (berpikir sebentar): "kenapa?"
Fajri: "Polisi kan duitnya banyak."
Ida: " Kalau mau duitnya banyak mah nggak usah jadi polisi. Jadi tuyul aja, kalau nggak jadi babi ngepet. Duitnya pasti lebih banyak."
Fajri: "???!!"

Sedangkan anak saya lain lagi ceritanya. Sejak pertama kali saya tanya sampai detik ini dia nggak pernah beralih cita-cita. Saya nggak tahu bagaimana dia bisa konsisten mempertahankan prinsipnya. Padahal saya sendiri juga tidak habis mengerti apa alasan yang mendasarinya untuk bercita-cita seperti itu. Mau tahu cita-citanya? jadi "HANTU JEPANG"

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
 

anak cerdas indonesia Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal