Pagi itu adalah pagi yang sangat penuh kebahagiaan. Bagaimana tidak? Pagi itu kami bisa melihat janin yang ada di perut istriku bergerak-gerak lincah. Tangannya bergerak-gerak seolah melambaikan tangan ke arah kami. Yah,....selalu luar biasa. Padahal itu bukanlah satu-satunya saat kami melihat si kecil dari layar monitor yang buram itu. Tapi selalu saja menjadi saat-saat yang kami tunggu. Dan saya yakin kebanyakan calon orang tua juga akan berpikir dan merasakan hal yang sama. Menunggu saat diukur berat badannya, posisinya, diameter kepala dan perutnya, denyut jantungnya, dan banyak lagi hal menyenangkan lainnya.
Ajaib. Kata itulah yang pertama terucap dari bibir istriku waktu aku menceritakan gerakan-gerakan lucu yang dilakukan si mungil. Bagaimana tidak? Ternyata si kecil itu memang sangat lincah. Sering kali tingkahnya bikin gemes saja. Kakinya menendang-nendang perut ibunya, seolah mengatakan “bunda, aku mau main,” atau “nyanyi dong yayah.” Kami memang membiasakan mengajaknya bermain sejak masih dalam kandungan. Menceritakan hal-hal lucu yang terjadi di sekitar, atau mengelus-elus lembut pantatnya (atau mungkin kepalanya?), dan ajaibnya dia seolah tahu apa yang kami ceritakan. Dia selalu bereaksi terhadap apapun yang kami kerjakan terhadapnya.
Kalau sedang kambuh nakalnya dia akan segera mengeraskan badannya, sehingga bundanya kesulitan bernafas. Dan anehnya dia akan segera melumer jika sudah diusap-usap lembut. Atau suatu pagi secara iseng aku tempelkan ponsel yang sedang memutarkan lagu hip hop ke perut istriku. Ternyata si mungil yang masih 4 bulan di kandungan itu berontak dan langsung mengeraskan badannya, dan baru bersikap manis lagi setelah dimatikan musiknya dan dielus-elus manja. Saat itu kami hanya berpikir mungkinkah dia telah bisa berpikir? Entahlah. Wallohu alam.
Itulah sekelumit kisah kami selama masa penantian jagoan kecil kami, yang lahir tepat pukul 03.35 Jumat pagi, 13 Februari 2009 yang kami namakan dia DEANDRA EKA DARMAWANGSA.
“Semoga engkau selalu memberi kami keajaiban dan kebahagiaan anakku sayang.”
0 komentar on "Keajaiban si Mungil"
Posting Komentar