Selasa, 09 Februari 2010

Waspadai Retina Bayi Prematur

Diposting oleh Unknown di 00.09
Foto: Ist
BAYI prematur rentan akan berbagai penyakit sehingga perlu penanganan khusus. Salah satu penyakit yang rentan terjadi pada bayi prematur adalah Retinophaty of Prematurity (ROP). Penyakit ini juga menjadi penyebab kebutaan anak di negara maju dan beberapa negara berkembang.

ROP pada bayi prematur dapat disertai gangguan penglihatan minimal atau adanya pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ablasio retina.

Risiko ROP

Semakin muda dan kecil bayi yang hidup, semakin besar pula risiko ROP bayi tersebut. Bayi prematur kurang dari 32 minggu atau berat badan kurang dari 1.500 gram berisiko tinggi mengalami ROP.

Beberapa pemicu yang menyebabkan munculnya ROP di antaranya adalah pemberian oksigen yang kurang tepat (berlebihan).

Menyerang Lebih Banyak Bayi Laki-laki

Bayi laki-laki lebih berisiko terkena ROP dibandingkan bayi perempuan. Penyebabnya memang belum diketahui pasti, dugaan ini muncul karena banyaknya pasien bayi laki-laki yang sering terjangkit penyakit ini.

Pada bayi prematur, pertumbuhan di daerah retina mata memang belum sempurna dan harus diamati terus pertumbuhannya. Oleh karena itu, empat minggu setelah kelahiran harus dilakukan skrining. Dengan adanya skrining pada bayi prematur maka ROP dapat dicegah dengan pendeteksian sedini mungkin. Penanganan lebih awal juga bisa lebih maksimal.

Deteksi Dini

ROP memang tidak langsung menyebabkan kebutaan. Biasanya setelah bayi berusia tertentu penglihatannya akan berkurang, hingga lama-lama tidak bisa melihat sama sekali. Inilah mengapa pendektesian dini dan pencegahan yang berlangsung lama perlu dilakukan sampai buah hati Anda sudah melewati masa kanak-kanak.

Insiden ROP tidak ada hubungannya dengan pemakaian inkubator selama di rumah sakit. Begitupun dengan efek samping inkubator yang hampir tidak ada.
(Mom& Kiddie//tty)

0 komentar on "Waspadai Retina Bayi Prematur"

Posting Komentar

Selasa, 09 Februari 2010

Waspadai Retina Bayi Prematur

Foto: Ist
BAYI prematur rentan akan berbagai penyakit sehingga perlu penanganan khusus. Salah satu penyakit yang rentan terjadi pada bayi prematur adalah Retinophaty of Prematurity (ROP). Penyakit ini juga menjadi penyebab kebutaan anak di negara maju dan beberapa negara berkembang.

ROP pada bayi prematur dapat disertai gangguan penglihatan minimal atau adanya pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ablasio retina.

Risiko ROP

Semakin muda dan kecil bayi yang hidup, semakin besar pula risiko ROP bayi tersebut. Bayi prematur kurang dari 32 minggu atau berat badan kurang dari 1.500 gram berisiko tinggi mengalami ROP.

Beberapa pemicu yang menyebabkan munculnya ROP di antaranya adalah pemberian oksigen yang kurang tepat (berlebihan).

Menyerang Lebih Banyak Bayi Laki-laki

Bayi laki-laki lebih berisiko terkena ROP dibandingkan bayi perempuan. Penyebabnya memang belum diketahui pasti, dugaan ini muncul karena banyaknya pasien bayi laki-laki yang sering terjangkit penyakit ini.

Pada bayi prematur, pertumbuhan di daerah retina mata memang belum sempurna dan harus diamati terus pertumbuhannya. Oleh karena itu, empat minggu setelah kelahiran harus dilakukan skrining. Dengan adanya skrining pada bayi prematur maka ROP dapat dicegah dengan pendeteksian sedini mungkin. Penanganan lebih awal juga bisa lebih maksimal.

Deteksi Dini

ROP memang tidak langsung menyebabkan kebutaan. Biasanya setelah bayi berusia tertentu penglihatannya akan berkurang, hingga lama-lama tidak bisa melihat sama sekali. Inilah mengapa pendektesian dini dan pencegahan yang berlangsung lama perlu dilakukan sampai buah hati Anda sudah melewati masa kanak-kanak.

Insiden ROP tidak ada hubungannya dengan pemakaian inkubator selama di rumah sakit. Begitupun dengan efek samping inkubator yang hampir tidak ada.
(Mom& Kiddie//tty)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
 

anak cerdas indonesia Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal