Suatu hari seekor Serigala
menyamar untuk mengelabui mangsanya. Dia menyamar
dengan mengenakan kulit domba dan berpura-pura merumput dengan kawanan domba
agar si penggembala domba
tidak mengetahui keberadaannya. Pada sore hari, serigala itu
dimasukkan dalam kandang oleh penggembala, dan pintunya
dikunci, dan seluruh jalan masuk ditutup. Namun pada malam hari, si
penggembala kembali lagi ke kandang dombanya untuk menyembelih
satu domba sebagai persediaan daging esok harinya. Si
Penggembala memergoki si Serigala dan langsung membunuhnya.
Senin, 13 Juli 2015
Minggu, 12 Juli 2015
SEORANG PEKERJA DAN ULAR
Seekor ular, setelah membuat sarang di dekat teras sebuah pondok,
menggigit mati bayi penghuni pondok tersebut. Bersedih atas kematian putranya,
sang pemilik pondok bersumpah akan membunuh si Ular. Keesokan
harinya, ketika si Ular keluar dari lubangnya untuk mencari makanan, pemilik tersebut mengambil kapak dan mengayunkan kapaknya.
Karena terburu-buru, dia gagal memutus kepala
si Ular dan hanya memotong ekornya. Beberapa
waktu
kemudian, sang
pemilik pondok, yang takut si Ular akan menggigitnya juga, berusaha berdamai dengan
si Ular dengan memasukkan roti dan garam ke dalam lubang si Ular. Si Ular
mendesis pelan, berkata: “Kita tidak akan bisa berdamai. Tiap kali melihatmu,
aku teringat pada ekorku yang hilang dan kapan pun kau melihatku maka kau akan
teringat pada kematian putramu.”
‘Tiada seorang pun yang lupa pada lukanya
ketika bertemu orang yang menyebabkan luka itu.’
SINGA YANG SEDANG JATUH HATI
Seekor singa ingin menikahi putri penebang kayu. Sang Penebang Kayu
tidak ingin mengabulkan permintaan Singa namun takut menolak permintaan
tersebut. Akhirnya, memberi satu syarat kepada Singa. Jika ingin menikahi putrinya
Singa harus merelakan semua giginya dicabut dan semua cakarnya dipotong, karena
putrinya takut akan dua hal tersebut. Singa pun dengan senang hati menerima
syarat tersebut. Namun, ketika Singa yang sudah ompong dan tak bercakar
tersebut kembali meminta untuk menikahi putrinya, si Tukang Kayu tidak lagi
merasa takut dan mengusir singa kembali ke hutan dengan pentungan kayunya.
ANAK LAKI-LAKI DAN SELAI KACANG
Seorang anak laki-laki memasukkan tangannya ke dalam toples yang penuh
berisi kacang. la berusaha mengambil kacang sebanyak mungkin dengan
genggamannya. Namun, ketika dia mencoba mengeluarkan tangannya dari dalam
toples, tangannya tertahan oleh leher toples yang sempit. Karena tidak ingin
melepaskan kacang-kacangnya, namun juga tidak dapat menarik tangannya, dia
menangis sedih, meratapi kekecewaannya. Seseorang menasihati-nya, ”Cukup ambil
setengah dari kacang itu, maka kau akan dapat menarik tanganmu dengan mudah.”
BABI, DOMBA, DAN KAMBING
Seekor Babi terkurung di kandang bersama seekor Kambing dan Domba.
Suatu ketika, Penggembala menangkapnya, si Babi mendengus, menguak, dan
berusaha melepaskan diri. Domba dan Kambing mengeluhkan suara jeritan si Babi
dengan berkata, “Penggembala itu sering menangkap kami, dan kami tidak
mennjerit-jerit.” Mendengar itu Babi menjawab, “Kalian berbeda dengan aku. Dia
menangkap kalian karena ingin bulu atau susu kalian, tapi dia menangkapku
karena ingin menyembelihku!”
Langganan:
Postingan (Atom)
Senin, 13 Juli 2015
In:
Cerita
SERIGALA BERBULU DOMBA
Suatu hari seekor Serigala
menyamar untuk mengelabui mangsanya. Dia menyamar
dengan mengenakan kulit domba dan berpura-pura merumput dengan kawanan domba
agar si penggembala domba
tidak mengetahui keberadaannya. Pada sore hari, serigala itu
dimasukkan dalam kandang oleh penggembala, dan pintunya
dikunci, dan seluruh jalan masuk ditutup. Namun pada malam hari, si
penggembala kembali lagi ke kandang dombanya untuk menyembelih
satu domba sebagai persediaan daging esok harinya. Si
Penggembala memergoki si Serigala dan langsung membunuhnya.
Minggu, 12 Juli 2015
In:
Cerita
SEORANG PEKERJA DAN ULAR
Seekor ular, setelah membuat sarang di dekat teras sebuah pondok,
menggigit mati bayi penghuni pondok tersebut. Bersedih atas kematian putranya,
sang pemilik pondok bersumpah akan membunuh si Ular. Keesokan
harinya, ketika si Ular keluar dari lubangnya untuk mencari makanan, pemilik tersebut mengambil kapak dan mengayunkan kapaknya.
Karena terburu-buru, dia gagal memutus kepala
si Ular dan hanya memotong ekornya. Beberapa
waktu
kemudian, sang
pemilik pondok, yang takut si Ular akan menggigitnya juga, berusaha berdamai dengan
si Ular dengan memasukkan roti dan garam ke dalam lubang si Ular. Si Ular
mendesis pelan, berkata: “Kita tidak akan bisa berdamai. Tiap kali melihatmu,
aku teringat pada ekorku yang hilang dan kapan pun kau melihatku maka kau akan
teringat pada kematian putramu.”
‘Tiada seorang pun yang lupa pada lukanya
ketika bertemu orang yang menyebabkan luka itu.’
SINGA YANG SEDANG JATUH HATI
Seekor singa ingin menikahi putri penebang kayu. Sang Penebang Kayu
tidak ingin mengabulkan permintaan Singa namun takut menolak permintaan
tersebut. Akhirnya, memberi satu syarat kepada Singa. Jika ingin menikahi putrinya
Singa harus merelakan semua giginya dicabut dan semua cakarnya dipotong, karena
putrinya takut akan dua hal tersebut. Singa pun dengan senang hati menerima
syarat tersebut. Namun, ketika Singa yang sudah ompong dan tak bercakar
tersebut kembali meminta untuk menikahi putrinya, si Tukang Kayu tidak lagi
merasa takut dan mengusir singa kembali ke hutan dengan pentungan kayunya.
ANAK LAKI-LAKI DAN SELAI KACANG
Seorang anak laki-laki memasukkan tangannya ke dalam toples yang penuh
berisi kacang. la berusaha mengambil kacang sebanyak mungkin dengan
genggamannya. Namun, ketika dia mencoba mengeluarkan tangannya dari dalam
toples, tangannya tertahan oleh leher toples yang sempit. Karena tidak ingin
melepaskan kacang-kacangnya, namun juga tidak dapat menarik tangannya, dia
menangis sedih, meratapi kekecewaannya. Seseorang menasihati-nya, ”Cukup ambil
setengah dari kacang itu, maka kau akan dapat menarik tanganmu dengan mudah.”
BABI, DOMBA, DAN KAMBING
Seekor Babi terkurung di kandang bersama seekor Kambing dan Domba.
Suatu ketika, Penggembala menangkapnya, si Babi mendengus, menguak, dan
berusaha melepaskan diri. Domba dan Kambing mengeluhkan suara jeritan si Babi
dengan berkata, “Penggembala itu sering menangkap kami, dan kami tidak
mennjerit-jerit.” Mendengar itu Babi menjawab, “Kalian berbeda dengan aku. Dia
menangkap kalian karena ingin bulu atau susu kalian, tapi dia menangkapku
karena ingin menyembelihku!”
Langganan:
Postingan (Atom)