Seorang majikan memiliki seekor keledai dan anjing Maltese yang
sangat cantik. Si Keledai dimasukkan dalam kandang dengan gandum dan jerami
yang berlimpah seperti keledai lainnya. Si Anjing pandai melakukan berbagai
gerakan dan menjadi kesayangan sang majikan, yang sering memeluk dan jarang di
luar tanpa membawa pulang sesuatu untuk anjingnya. Sebaliknya, si Keledai harus
bekerja keras menggiling jagung, memikul kayu dari hutan, dan membawa
barang-barang dari kebun. Ia sering mengeluhkan nasib buruknya dan
membandingkannya dengan kemewahan dan hidup santai si Anjing, hingga suatu hari
dia memutuskan tali yang mengikat lehernya dan berlari kencang menuju rumah
majikannya, menendangkan kaki sekuatnya, dan melompat-lompat serta
berputar-putar sebisanya. Lalu dia mencoba melompat ke pangkuan majikannya
seperti yang sering dilihatnya dilakukan si Anjing. Tapi dia malah
menghancurkan meja dan menghamburkan semua makanan hingga berceceran. Kemudian
dia berusaha menjilat wajah majikannya dan menempel di punggung majikannya.
Para pembantu, yang mendengar kegaduhan dan melihat majikannya dalam bahaya,
segera membantu mengusir Keledai tersebut kembali ke kandangnya dengan
tendangan, pukulan dan cambukan. Si Keledai, saat kembali ke kandang dalam
keadaan luka parah, meratap, “Aku menyebabkan kesengsaraanku sendiri! Kenapa
aku tak berpuas diri dan bekerja dengan sesama Keledai, bukannya berharap
bermalasan sepanjang hari seperti anjing kecil tak berguna itu!”
Selasa, 07 Juli 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 07 Juli 2015
In:
Cerita
KELEDAI DAN ANJING
Seorang majikan memiliki seekor keledai dan anjing Maltese yang
sangat cantik. Si Keledai dimasukkan dalam kandang dengan gandum dan jerami
yang berlimpah seperti keledai lainnya. Si Anjing pandai melakukan berbagai
gerakan dan menjadi kesayangan sang majikan, yang sering memeluk dan jarang di
luar tanpa membawa pulang sesuatu untuk anjingnya. Sebaliknya, si Keledai harus
bekerja keras menggiling jagung, memikul kayu dari hutan, dan membawa
barang-barang dari kebun. Ia sering mengeluhkan nasib buruknya dan
membandingkannya dengan kemewahan dan hidup santai si Anjing, hingga suatu hari
dia memutuskan tali yang mengikat lehernya dan berlari kencang menuju rumah
majikannya, menendangkan kaki sekuatnya, dan melompat-lompat serta
berputar-putar sebisanya. Lalu dia mencoba melompat ke pangkuan majikannya
seperti yang sering dilihatnya dilakukan si Anjing. Tapi dia malah
menghancurkan meja dan menghamburkan semua makanan hingga berceceran. Kemudian
dia berusaha menjilat wajah majikannya dan menempel di punggung majikannya.
Para pembantu, yang mendengar kegaduhan dan melihat majikannya dalam bahaya,
segera membantu mengusir Keledai tersebut kembali ke kandangnya dengan
tendangan, pukulan dan cambukan. Si Keledai, saat kembali ke kandang dalam
keadaan luka parah, meratap, “Aku menyebabkan kesengsaraanku sendiri! Kenapa
aku tak berpuas diri dan bekerja dengan sesama Keledai, bukannya berharap
bermalasan sepanjang hari seperti anjing kecil tak berguna itu!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "KELEDAI DAN ANJING"
Posting Komentar