Berhubungan Sex Selama Kehamilan
Wajar jika pasangan suami isteri bertanya-tanya, apakah melakukan seks tetap boleh saat istri hamil. Jangan khawatir, selama dokter kandungan Anda mengatakan tidak ada masalah pada kandungan Anda, melakukan aktivitas asmara selama kehamilan aman-aman saja! Hanya saja, ada beberapa rambu-yang musti Anda patuhi.
Aman Bagi Janin Anda
Banyak perempuan takut melakukan hubungan seks semasa hamil. Alasannya, takut terkena infeksi dan melukai si jabang bayi di dalam rahim. Akibatnya, frekuensi hubungan seks dengan pasangan menurun drastis. Padahal, sebenarnya aman-aman saja loh bagi si ibu maupun janin, dengan Catalan, wanita lersebul hamil dalam kondisi normal.
Juga aman bagi janin karena secara ilmiah Tuhan juga menciptakan alat perlindungan bagi bayi dalam kandungan. Janin Anda dibentengi di dalam kantung rahim yang dipenuhi cairan ketuban -yang bisa berfungsi sebagai peredam tekanan jika ibu mengalami hentakan, jatuh dan semacamnya. Selain itu, otot rahim dan dinding-dinding perut yang kuat bisa melindungi bayi selama proses kehamilan.
Bagaimana jika ibu mengalami orgasme? Tidakkah berbahaya bagi janin? Jangan khawatir, itu juga tidak berbahaya. Selama proses orgasme berlangsung, keluarlah lendir dari serviks (mulut rahim) yang akan menyumbat dan menutup leher rahim sehingga janin Anda terlindungi dari kuman atau infeksi yang akan masuk ke dalam rahim.
Dilarang Kalau...
Seks terlarang atau boleh dilakukan dengan kehati-hatian bila dokter menyatakan kehamilan Anda berisiko tinggi. Nah untuk perempuan dengan kondisi di bawah ini, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan akan berhubungan seks.
1. Tidak dianjurkan melakukan hubungan seks oleh dokter yang menangani
2. Punya catatan melahirkan prematur.
3. Mengalami placenta previa, kondisi dimana sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
4. Air ketuban telah pecah.
5. Mengalami perdarahan.
6. Anda atau pasangan terkena penyakit menular seksual.
Hamil Pengaruhi Libido
Perubahan hormon juga mempengaruhi hasrat seksual selama hamil. Tiga bulan pertama perempuan hamil biasanya lebih bergairah walaupun rasa mual dan pusing sering menyerang. Sedangkan tiga bulan selanjutnya sensasi baru akan terasa karena adanya perubahan fisik tubuh.
Hanya saja, walau perubahan hormonal bisa membuat hasrat tambah menggelegak, namun kondisi fisik bisa saja mempengaruhi suasana hati sehingga malah membungkam hasrat itu. Seperti pada triwulan pertama, walau hormon membuat libido naik, tetapi rasa mual, muntah dan sakit kepala bisa saja membekukan hasrat asmara.
Begitu bulan ketiga terlewati, umumnya libido timbul kembali. Maklum, tubuh telah terbiasa dengan kondisi kehamilan. Kehamilan juga belum terlalu besar sehingga tidak terlalu memberatkan.
Hasrat seksual bisa turun kembali pada triwulan terakhir. Banyak ibu merasa sangat tidak nyaman, merasa pegal di punggung dan pinggul, dan nafas lebih sesak dan kembali merasa mual. Tetapi jika Anda tak merasakan semua keluhan itu, serta tidak merasa khawatir akan bayi Anda, wajar saja jika tetap berhubungan seksual.
Rambu-rambu Seks Aman
Tak ada salahnya Anda menyimak rambu-rambu di bawah ini agar bisa melakukan hubungan seks yang aman ketika hamil:
Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
Rasa pengertian, empati, kreativitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
Kapan pun ibu hamil berhak mengatakan "Tidak!"
Jika kehamilannya berisiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui putingjuga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
Jika masih ragu untuk melakukan hubungan seksual selama hamil, jangan ragu dan malu berkonsultasi kepada dokter.
Jangan sampai Kelelahan
Tidak ada patokan batas seberapa sering hubungan seksual dapat dilakukan selama hamil. Sepanjang kondisi kehamilan Anda baik-baik saja, berapa kalipun tidak masalah.
Yang penting, Anda dan suami musti mempertimbangkan kebugaran tubuh Anda berdua. Jangan sampai frekuensi hubungan seks malah menimbulkan kelelahan dan bisa-bisa penyakit lain malah menyerang karena tubuh lelah rentan terserang virus. Bisa runyam, bukan?
Selasa, 10 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 10 November 2009
In:
news
Berhubungan Sex Selama Kehamilan
Berhubungan Sex Selama Kehamilan
Wajar jika pasangan suami isteri bertanya-tanya, apakah melakukan seks tetap boleh saat istri hamil. Jangan khawatir, selama dokter kandungan Anda mengatakan tidak ada masalah pada kandungan Anda, melakukan aktivitas asmara selama kehamilan aman-aman saja! Hanya saja, ada beberapa rambu-yang musti Anda patuhi.
Aman Bagi Janin Anda
Banyak perempuan takut melakukan hubungan seks semasa hamil. Alasannya, takut terkena infeksi dan melukai si jabang bayi di dalam rahim. Akibatnya, frekuensi hubungan seks dengan pasangan menurun drastis. Padahal, sebenarnya aman-aman saja loh bagi si ibu maupun janin, dengan Catalan, wanita lersebul hamil dalam kondisi normal.
Juga aman bagi janin karena secara ilmiah Tuhan juga menciptakan alat perlindungan bagi bayi dalam kandungan. Janin Anda dibentengi di dalam kantung rahim yang dipenuhi cairan ketuban -yang bisa berfungsi sebagai peredam tekanan jika ibu mengalami hentakan, jatuh dan semacamnya. Selain itu, otot rahim dan dinding-dinding perut yang kuat bisa melindungi bayi selama proses kehamilan.
Bagaimana jika ibu mengalami orgasme? Tidakkah berbahaya bagi janin? Jangan khawatir, itu juga tidak berbahaya. Selama proses orgasme berlangsung, keluarlah lendir dari serviks (mulut rahim) yang akan menyumbat dan menutup leher rahim sehingga janin Anda terlindungi dari kuman atau infeksi yang akan masuk ke dalam rahim.
Dilarang Kalau...
Seks terlarang atau boleh dilakukan dengan kehati-hatian bila dokter menyatakan kehamilan Anda berisiko tinggi. Nah untuk perempuan dengan kondisi di bawah ini, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan akan berhubungan seks.
1. Tidak dianjurkan melakukan hubungan seks oleh dokter yang menangani
2. Punya catatan melahirkan prematur.
3. Mengalami placenta previa, kondisi dimana sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
4. Air ketuban telah pecah.
5. Mengalami perdarahan.
6. Anda atau pasangan terkena penyakit menular seksual.
Hamil Pengaruhi Libido
Perubahan hormon juga mempengaruhi hasrat seksual selama hamil. Tiga bulan pertama perempuan hamil biasanya lebih bergairah walaupun rasa mual dan pusing sering menyerang. Sedangkan tiga bulan selanjutnya sensasi baru akan terasa karena adanya perubahan fisik tubuh.
Hanya saja, walau perubahan hormonal bisa membuat hasrat tambah menggelegak, namun kondisi fisik bisa saja mempengaruhi suasana hati sehingga malah membungkam hasrat itu. Seperti pada triwulan pertama, walau hormon membuat libido naik, tetapi rasa mual, muntah dan sakit kepala bisa saja membekukan hasrat asmara.
Begitu bulan ketiga terlewati, umumnya libido timbul kembali. Maklum, tubuh telah terbiasa dengan kondisi kehamilan. Kehamilan juga belum terlalu besar sehingga tidak terlalu memberatkan.
Hasrat seksual bisa turun kembali pada triwulan terakhir. Banyak ibu merasa sangat tidak nyaman, merasa pegal di punggung dan pinggul, dan nafas lebih sesak dan kembali merasa mual. Tetapi jika Anda tak merasakan semua keluhan itu, serta tidak merasa khawatir akan bayi Anda, wajar saja jika tetap berhubungan seksual.
Rambu-rambu Seks Aman
Tak ada salahnya Anda menyimak rambu-rambu di bawah ini agar bisa melakukan hubungan seks yang aman ketika hamil:
Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
Rasa pengertian, empati, kreativitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
Kapan pun ibu hamil berhak mengatakan "Tidak!"
Jika kehamilannya berisiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui putingjuga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
Jika masih ragu untuk melakukan hubungan seksual selama hamil, jangan ragu dan malu berkonsultasi kepada dokter.
Jangan sampai Kelelahan
Tidak ada patokan batas seberapa sering hubungan seksual dapat dilakukan selama hamil. Sepanjang kondisi kehamilan Anda baik-baik saja, berapa kalipun tidak masalah.
Yang penting, Anda dan suami musti mempertimbangkan kebugaran tubuh Anda berdua. Jangan sampai frekuensi hubungan seks malah menimbulkan kelelahan dan bisa-bisa penyakit lain malah menyerang karena tubuh lelah rentan terserang virus. Bisa runyam, bukan?
Wajar jika pasangan suami isteri bertanya-tanya, apakah melakukan seks tetap boleh saat istri hamil. Jangan khawatir, selama dokter kandungan Anda mengatakan tidak ada masalah pada kandungan Anda, melakukan aktivitas asmara selama kehamilan aman-aman saja! Hanya saja, ada beberapa rambu-yang musti Anda patuhi.
Aman Bagi Janin Anda
Banyak perempuan takut melakukan hubungan seks semasa hamil. Alasannya, takut terkena infeksi dan melukai si jabang bayi di dalam rahim. Akibatnya, frekuensi hubungan seks dengan pasangan menurun drastis. Padahal, sebenarnya aman-aman saja loh bagi si ibu maupun janin, dengan Catalan, wanita lersebul hamil dalam kondisi normal.
Juga aman bagi janin karena secara ilmiah Tuhan juga menciptakan alat perlindungan bagi bayi dalam kandungan. Janin Anda dibentengi di dalam kantung rahim yang dipenuhi cairan ketuban -yang bisa berfungsi sebagai peredam tekanan jika ibu mengalami hentakan, jatuh dan semacamnya. Selain itu, otot rahim dan dinding-dinding perut yang kuat bisa melindungi bayi selama proses kehamilan.
Bagaimana jika ibu mengalami orgasme? Tidakkah berbahaya bagi janin? Jangan khawatir, itu juga tidak berbahaya. Selama proses orgasme berlangsung, keluarlah lendir dari serviks (mulut rahim) yang akan menyumbat dan menutup leher rahim sehingga janin Anda terlindungi dari kuman atau infeksi yang akan masuk ke dalam rahim.
Dilarang Kalau...
Seks terlarang atau boleh dilakukan dengan kehati-hatian bila dokter menyatakan kehamilan Anda berisiko tinggi. Nah untuk perempuan dengan kondisi di bawah ini, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan akan berhubungan seks.
1. Tidak dianjurkan melakukan hubungan seks oleh dokter yang menangani
2. Punya catatan melahirkan prematur.
3. Mengalami placenta previa, kondisi dimana sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
4. Air ketuban telah pecah.
5. Mengalami perdarahan.
6. Anda atau pasangan terkena penyakit menular seksual.
Hamil Pengaruhi Libido
Perubahan hormon juga mempengaruhi hasrat seksual selama hamil. Tiga bulan pertama perempuan hamil biasanya lebih bergairah walaupun rasa mual dan pusing sering menyerang. Sedangkan tiga bulan selanjutnya sensasi baru akan terasa karena adanya perubahan fisik tubuh.
Hanya saja, walau perubahan hormonal bisa membuat hasrat tambah menggelegak, namun kondisi fisik bisa saja mempengaruhi suasana hati sehingga malah membungkam hasrat itu. Seperti pada triwulan pertama, walau hormon membuat libido naik, tetapi rasa mual, muntah dan sakit kepala bisa saja membekukan hasrat asmara.
Begitu bulan ketiga terlewati, umumnya libido timbul kembali. Maklum, tubuh telah terbiasa dengan kondisi kehamilan. Kehamilan juga belum terlalu besar sehingga tidak terlalu memberatkan.
Hasrat seksual bisa turun kembali pada triwulan terakhir. Banyak ibu merasa sangat tidak nyaman, merasa pegal di punggung dan pinggul, dan nafas lebih sesak dan kembali merasa mual. Tetapi jika Anda tak merasakan semua keluhan itu, serta tidak merasa khawatir akan bayi Anda, wajar saja jika tetap berhubungan seksual.
Rambu-rambu Seks Aman
Tak ada salahnya Anda menyimak rambu-rambu di bawah ini agar bisa melakukan hubungan seks yang aman ketika hamil:
Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
Rasa pengertian, empati, kreativitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
Kapan pun ibu hamil berhak mengatakan "Tidak!"
Jika kehamilannya berisiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui putingjuga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
Jika masih ragu untuk melakukan hubungan seksual selama hamil, jangan ragu dan malu berkonsultasi kepada dokter.
Jangan sampai Kelelahan
Tidak ada patokan batas seberapa sering hubungan seksual dapat dilakukan selama hamil. Sepanjang kondisi kehamilan Anda baik-baik saja, berapa kalipun tidak masalah.
Yang penting, Anda dan suami musti mempertimbangkan kebugaran tubuh Anda berdua. Jangan sampai frekuensi hubungan seks malah menimbulkan kelelahan dan bisa-bisa penyakit lain malah menyerang karena tubuh lelah rentan terserang virus. Bisa runyam, bukan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Berhubungan Sex Selama Kehamilan"
Posting Komentar